Kazahana Sumire

Nama : Kazahana Sumire (風花.菫 // 風花.すみれ)
Arti Nama :
風花 (Kazahana) : Snowflake
lit. 風花
風 (Kaze/Kaza) : Wind
花 (Hana) : Flower

菫 (Sumire) : Violet.
Flower language:
• Violet (blue) - Watchfulness; faithfulness; I'll always be true
• Violet (white) - Let's take a chance on happiness

Side : Shastha
Umur : 16
Tempat Tanggal Lahir : Tokyo, 21 Oktober 1994
Kelas : 2-B
Club yang diikuti : Archery
Tinggi / Berat : 167 cm/46 kg
Golongan Darah : O
Hobi : Membaca buku.
Likes : Kucing; lagu-lagu enka, folksong, dan classical orchestra; musim semi.
Dislikes : Tempat gelap; hantu dan makhluk-makhluk halus lain (lol yeah, tapi dia antara percaya-ga percaya ma keberadaan hantu...)
Personality :
Miss Straight Talk, disiplin, bertanggung jawab, dan agamis. Ia tidak suka basa-basi, terutama kalau tak ada yang dirasanya penting. Bukan judes atau dingin, tapi lebih karena ia terlalu pemalu dan tertutup. Sumire merupakan orang yang lebih sering berpikir dengan logika, walau tak jarang juga menampilkan dirinya yang sensitif dan emosional di hadapan orang yang dekat dengannya. Sumire menyukai keteraturan dan kerapihan. Ia perfeksionis, memang. Namun kalaupun ada sesuatu yang tidak diinginkannya, ia lebih memilih untuk diam saja.

Menyukai kebudayaan Jepang karena pengaruh kakek-neneknya.

Ciri-ciri fisik :
Rambut hitam lurus sepunggung, mata hitam, kulit standar orang Asia Timur.

Latar Belakang :
Tumbuh di keluarga kelas menengah, walau kakek-neneknya jelas-jelas berada dalam strata atas. Sumire anak bungsu dari tiga bersaudara, dengan dua kakak laki-laki yang usianya terpaut jauh dengannya dan orangtua yang mengelola usaha toko kelontong.

Entah sejak kapan, ayahnya tiba-tiba berubah menjadi pemabuk. Kalau sudah mabuk, ia sering memukuli istri dan ketiga anaknya. Ibu Sumire yang tidak tahan dengan kelakuan suaminya memutuskan untuk kabur dari rumah, meninggalkan ketiga anaknya dalam teror sang ayah, bahkan menolak mengakui keberadaan suami dan ketiga anaknya. Belakangan, saat Sumire kelas 4 SD sementara kakak-kakaknya sudah lulus SMA, kedua kakak laki-lakinya pun kabur dari rumah dan tidak pernah kembali. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kakek-neneknya dari pihak ibu memutuskan untuk mengasuh Sumire, walau belakangan Sumire sering pulang ke rumah orangtuanya untuk mengurus ayahnya.

Selama SMP, Sumire berusaha keras mempersatukan kembali keluarganya. Sering ia membujuk kedua orangtuanya agar kembali berbaikan dan menghilangkan kebiasaan buruk masing-masing, walau lebih sering menemui jalan buntu karena kecanduan sang ayah pada alkohol rupanya lebih susah untuk disembuhkan dan ibunya yang tidak mengakui keberadaan Sumire. Walau begitu ia berhasil menghubungi kedua kakaknya dan sering mengunjungi apartemen mereka di akhir pekan, meskipun belum berhasil membujuk kedua kakaknya itu kembali ke rumah mereka.

Gadis bersuara sopran ini bergabung dalam kelompok paduan suara gereja di dekat rumah kakek-neneknya, dimana menjadi tempatnya menenangkan diri jika sedang banyak pikiran. Setiap akhir pekan pun ia masih rutin mengunjungi sang ayah dan memasakkan sesuatu untuknya. Selain itu, diam-diam ia bekerja sambilan di petshop untuk mendapat tambahan uang saku karena tidak ingin merepotkan kakek-nenek serta kedua kakaknya.

Author's note : Jangan sekali-sekali menyebut ayah-ibunya tidak bertanggung jawab / tidak becus mengurus anak, karena biar begitu Sumire menyayangi keluarganya.

Keluarga :
• Kazahana Touji - Ayah
• Kazahana Fuyuna / Mitama Fuyuna - Ibu
• Kazahana Shigure - Kakak sulung
• Kazahana Nadare - Kakak kedua
• Mitama Ichirouji - Kakek
• Mitama Chie - Nenek