Jeanne de Bourbon

Nama : Jeanne de Bourbon
Side : Shasta
Kelas : II
Club yang diikuti :
Tempat Tanggal Lahir : Paris, 06 Juni 1994
Umur : 16 tahun
Tinggi / Berat : 170cm/52kg
Golongan Darah : O
Hobi : Parkour, mendengarkan musik,memperhatikan Leito (saat masih di Prancis), membuntuti Sakura, mengganggu Damien (sering disangka brother complex).
Likes : Leito, Sakura, barang antik, 'benda' imut, madeleine, bangunan tinggi, lintas alam, kucing.
Dislikes : Perjodohan, tata krama, cowok gombal, memasak.

Ciri-ciri fisik : Memiliki rambut lurus dengan panjang sepunggung serta mata yang berwarna hitam khas Indonesia. Warna kulitnya pun lebih gelap dibanding warna kulit kebanyakan orang Eropa yang cenderung putih. Jeanne lebih mirip ibunya yang memang berasal dari indonesia dibanding kakak laki-lakinya, Damien, yang lebih mirip sang ayah yang berasal dari Prancis. Walaupun kurus, tubuhnya bisa dibilang tegap akibat mendalami parkour dan jujitsu Brazil.

Personality :
Tipe cewek yang hiperaktif dan tomboy serta pecandu adrenalin, sama seperti Damien, yang ternyata diturunkan langsung dari sang ibu. Jeanne juga sangat over protektif terhadap Sakura yang menjadi sahabat baiknya semenjak kepindahan ke Jepang. Jeanne memiliki prinsip 'resiprositas'. Sikap Jeanne akan tergantung kepada sikap orang yang menjadi lawan bicaranya.

Latar Belakang :
Jeanne lahir dari pasangan Jacques de Bourbon, seorang arkeolog yang berasal dari salah satu keluarga terpandang di Prancis dengan Asia Alzena Hermann, seorang dosen seni di salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang berdarah minang. Pernikahan Jacques dan Asia adalah perjodohan yang diatur oleh ibunda Jacques. Walaupun pernikahannya diatur, pasangan ini menjalani hidup yang bahagia.

Semasa kecilnya, Jeanne sempat tinggal di Indonesia hingga ia berumur 3 tahun. Setelah itu ia sekeluarga pindah ke mansion sang nenek dari pihak ayah yang berlokasi di Il de Rhe, pulau yang terletak di pantai Barat Prancis. Kehidupannya yang bebas seketika berubah menjadi hari-hari yang penuh dengan pendidikan tata krama mengingat keluarga ayah mereka yang cukup terpandang. Jeanne dan Damien yang tidak terbiasa dengan didikan keras sang nenek sering melarikan diri dari Albert, butler yang ditugaskan sebagai pengawas mereka. Dari sanalah kedua kakak beradik ini mulai belajar parkour. Di usianya yang ke-13, a mendalami jujitsu Brazil untuk membantu Damien yang sering terlibat tawuran.

Alasan kepindahannya ke Lily Academy karena ia melarikan diri dari perjodohan yang diatur oleh sang nenek. Perjodohan ini merupakan tradisi keluarga de Bourbon yang juga menjadi alasan utama kaburnya Damien ke Jepang. Jeanne sempat menyukai Leito, sepupu yang tumbuh bersama dengannya dan Damien di Prancis.

(bersambung... )